Thursday, April 2, 2009

Panduan Praktis Budidaya Itik Potong



Panduan Praktis Budidaya Itik Potong

Peternakan itik umumnya untuk menghasilkan telur. Tetapi itik yang telah lewat masa
produksinya maupun itik jantan, sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi
itik potong.
Masyarakat kita, saat ini semakin menggemari daging itik/bebek. Hal ini dapat dilihat dari
menjamurnya rumah makan yang menyajikan nasi bebek. Akan tetapi pemenuhan
kebutuhan bebek potong masih amat tradisional dan dalam bentuk bebek petelur afkir atau
pejantan pejantan yang dipelihara seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan dan kegemaran
masyarakat akan daging itik tersebut, perlu diusahakan suatu usaha peternakan itik potong
yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pengembangan dan pemeliharaan itik potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya
menurut D.L Satie (1991), dapat menggunakan itik yang telah lewat masa produksinya
maupun itik jantan. Hal ini dimaksudkan karena itik jantan mempunyai beberapa
keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Untuk harga bibit, itik
jantan lebih murah jika dibandingkan itik betina, karena msyarakat selama ini hanya
mengenal dan memetik keuntungan dari itik betina sebagai petelur. Pemeliharaannya tidak
membutuhkan waktu yang lama, hanya dalam waktu 2-3 bulan sudah dapat dipetik
hasilnya. Ini disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik
daripada itik betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan
memanfaatkan itik jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang
lebih dibutuhkan. Hal ini sangat menguntungkan konsumen jika dibandingkan dengan itik
afkir. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk,
lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.


DOWNLOAD klik disini



0 komentar:

Post a Comment