LUDY K. KRISTIANTO
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur
Jl. Pangeran M. Noor Sempaja, Samarinda 75119
ABSTRAK
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pola pemeliharaan dan menganalisis kelayakan ekonomi usahatani ternak kelinci berdasarkan skala kepemilikan di Kalimantan Timur telah dilakukan. Penelitian dilaksanakan di kota Samarinda. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survai dengan mengunjungi semua peternak kelinci yang memiliki ternak > 10 ekor ternak induk dan telah berorientasi komersialisasi. Jumlah peternak kelinci di kota Samarinda sebanyak 9 peternak, yang dibagi menjadi 8 orang peternak skala kecil (jumlah kepemilikan induk 15–25 ekor) dan 1 orang peternak skala menengah (jumlah kepemilikan induk 100 ekor). Model analisis yang digunakan adalah analisis input-output per tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pola pemeliharaan antara peternak skala kecil dan skala menengah yang berdampak pada berbedanya panjang selang beranak masing-masing 60 hari dan 30 hari. Tingkat keuntungan yang diperoleh peternak skala menengah sebesar Rp 7.628.950,-/bulan dengan R/C ratio = 2,040 lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan yang diperoleh peternak skala kecil sebesar Rp 182.192,-/bulan dengan R/C ratio 1,15. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan peternak skala menengah lebih tinggi Rp 7.446.758,-/bulan dibandingkan peternak skala kecil
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur
Jl. Pangeran M. Noor Sempaja, Samarinda 75119
ABSTRAK
Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pola pemeliharaan dan menganalisis kelayakan ekonomi usahatani ternak kelinci berdasarkan skala kepemilikan di Kalimantan Timur telah dilakukan. Penelitian dilaksanakan di kota Samarinda. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode survai dengan mengunjungi semua peternak kelinci yang memiliki ternak > 10 ekor ternak induk dan telah berorientasi komersialisasi. Jumlah peternak kelinci di kota Samarinda sebanyak 9 peternak, yang dibagi menjadi 8 orang peternak skala kecil (jumlah kepemilikan induk 15–25 ekor) dan 1 orang peternak skala menengah (jumlah kepemilikan induk 100 ekor). Model analisis yang digunakan adalah analisis input-output per tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pola pemeliharaan antara peternak skala kecil dan skala menengah yang berdampak pada berbedanya panjang selang beranak masing-masing 60 hari dan 30 hari. Tingkat keuntungan yang diperoleh peternak skala menengah sebesar Rp 7.628.950,-/bulan dengan R/C ratio = 2,040 lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan yang diperoleh peternak skala kecil sebesar Rp 182.192,-/bulan dengan R/C ratio 1,15. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan peternak skala menengah lebih tinggi Rp 7.446.758,-/bulan dibandingkan peternak skala kecil
DOWNLOAD HERE
0 komentar:
Post a Comment